recent

BMU Buka Donasi Beli Tanah dan Bangun 2 Unit Rumah Muallaf di Aceh Selatan

Sumber Serambi Online 

Gerakan BMU Peduli Pusat c/q DPD Aceh Selatan , pada hari ini Kamis, 15 Oktober 2020 Mulai membuka Donasi untuk Pembebasan Tanah 2 Kapleng dan  Pembangunan 2 Unit Rumah Layak Huni BMU-WPU 063 dan 064 
An. Bapak Eti Sama Gea (Muallaf) dan
Bapak Arbulan Telaubanua (Muallaf)
Gampong, Kuta Trieng
Kecamatan. Labuhan Haji Barat,
Kabupaten. Aceh Selatan,

Ingatlah Pesan Rasulullah SAW:
 وَاللَّهُ فِى عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِى عَوْنِ أَخِيه
“Allah senantiasa menolong hamba selama ia menolong saudaranya.” (HR. Muslim).

Salurkan Donasi Infaq ke Rek Bank BRI Syariah: 1048941407 A/n Gerakan BMU Peduli 
Konfirmasi Donasi Infaq Telepon /Wa Bendahara 085262906456
> Anggaran yang dibutuhkan Rp. 115.644.000,-
> Dana yang masuk Rp. 4.897.000,-
 Perinciannya sbb:
23.
22. Kamaruddin Malaysia via Rek BRI Syariah 500.000,-
21. Syakirin Idi Rayeuk via Rek BRI Syariah 500.000,-
20. H. Ayiub Jeunieb 50.000,-
19. Muhammad Taufik Beureunuen via Rek BRI Syariah 300.000,-
18. Hamba Allah Cot Trueng (10 donatur) via Tgk. Ibrahim sebanyak 170.000,-
17. Dahri ketua DPW BMU Nisam Antara via Rek BRI Syariah 50.000,-
16. Tgk. Wahab DPW BMU Nisam Antara via Rek BRI Syariah 20.000,-
15. Amriadi DPW BMU Julok via Rek BRI Syariah 50.000,-
14. Hamba Allah Caleue Pidie via Rek BRI Syariah 27.000,-
13. Fitria Matang Nibong via terminal ponsel 30.000,-
12. Fachrurrazi Bin Ishak Ceurucok Crum Sp Mamplam via Rek BRI Syariah 300.000,-
11. Aceh Mulia Grong grong via WPU Aceh 200.000,-
10. Abdullah PLN Cot Glp. Baroh Jeunieb 50.000,-
9. Faisal Adam toko Idola Jeunieb 100.000,-
8. Cek Nawi cincin Permata Jaya 50.000,-
7. Syakya Citra Abadi Jeunieb 100.000,-
6. M. Amin Swiss Poncel Kota Jeunieb 100.000,-
5. Tgk. H. Sayhrol Babussalam Al-Aziziah Jeunieb 100.000,-
4. Bendahara Gerakan BMU Peduli 100.000,-
3. Murtala Ketua Gerakan BMU Peduli 100.000,-
2. Infaq Mukhtar Abdullah Malaysia via Rek BRI Gerakan BMU Peduli 1.000.000,-
1. Infaq H. Sibral Malasyi MA,  SPBU MAAR Group Ulee Gle Pijay 1.000.000,-

Profil Singkat Kehidupan Dua Keluarga Muallaf Yang Mendapatkan Persetujuan Imam Besar BMU Ayahanda Tu Sop Jeunieb Mendapatkan Bantuan Pembebasan Tanah dan Pembangunan Rumah Layak Huni BMU-WPU 063 & 064 di Gampong Kuta Trieng Kecamatan Labuhan Haji Barat Kabupaten Aceh Selatan.
Sumber  Serambi Indonesia Online : Setelah resmi mengucapkan kalamat syahadat sejak tujuh hari lalu hingga, Kamis (17/9/2020), Fatimah Telaum Banua (39) bersama tujuh putrinya masih menumpang di gubuk yang ditempati abangnya Arbulan Telaum Banua.

Gubuk yang ditempati Arbulan hanya berukuran 2,5 meter x 6 meter di tepi Jalan Nasional, Desa Ujong Blang, Kecamatan Labuhan Haji Barat, Aceh Selatan atau kawasan perbatasan dengan Kabupaten Abdya.

Tempat tinggal menggunakan tiang dari kayu bulat dan pohon pinang dan atap daun rumbia itu jauh dari layak.  Berdiri di atas  tanah sisa bahu Jalan Nasional, diapit saluran irigasi atau bersebelahan dengan tanah milik almarhum Teuku  Jakfar.

Kendati tidak layak, tempat sangat sederhana itu ditempati   Arbulan bersama istri dan dua anaknya (satu perempuan dan satu laki-laki) selama enam tahun terakhir.

Gubuk lokasi tepi jalan ini hanya punya satu kamar kecil yang digunakan sebagai ruangan tidur keluarga Arbulan.

Dinding ruang tidur seadanya saja dari triplek bekas dan terpal plastik. Sedang pintu masuk dan keluar hanya ditutup dengan kain.    

Ruangan selebihnya dibiarkan terbuka, dijadikan sebagai dapur,  sekaligus  sebagai tempat jual eceran minyak. 

“Sehari-hari saya bekerja sebagai tukang becak antar-jemput anak sekolah MIN. Selama empat bulan terakhir, selama penyebaran Virus Corona, tak ada lagi siswa yang saya antar-jemput,” kata Arbulan.

Meskipun hidup dalam kondisi serba kekurangan, Arbulan berhati mulia. Ia bersedia menampung adiknya, Fatimah bersama tujuh putrinya yang baru saja menjadi mualaf.

“Di gubuk ini, saya tinggal bersama istri dan dua anak usia sekolah SMP dan SD. Sekarang, bertambah delapan orang (Fatimah dan 7 putrinya) menjadi 12 orang,” kata Arbulan sambil tersenyum.

Laki-laki yang beristrikan perempuan asal Desa Padang, Manggeng ini sebenarnya memiliki tiga anak. Anak tertua laki-laki usia SMA  tinggal bersama anggota keluarga istrinya di Manggeng.

Meski berbeda kabupaten, jarak tempat tinggal Arbulan di kawasan Aceh Selatan dengan kampung asal istrinya di Abdya hanya berjarak sekitar 6 km.

uluran tangan dermawan lainnya membantu rumah tempat tinggal sang adik besama tujuh putrinya tentu sangat diharapkan.

Selain itu tujuh putri dari sang adik yang tidak sekolah juga perlu dipikirkan.

“Tempat tinggal Fatimah dan keluarga jauh ke dalam hutan membuka lahan kebun. Tak ada bangunan sekolah di sana sehingga anak-anak tidak bersekolah. Mereka turun seminggu sekali pada hari pekan,” kata Arbulan.

Tentang anak yang tidak bersekolah diakui Fatimah kepada Serambinescom. Dari 10 orang anak, anak nomor satu dan dua pernah sekolah, kemudian putus, kemudian sudah berkeluarga tinggal di Padang Sidempuan.

Anak kelima, laki-laki sekarang sekolah di SMP, tapi tinggal dengan orang lain di Padang Sidempuan.

Lalu, anak ketiga, empat, enam sampai sepuluh, seluruhnya perempuan dibawa untuk masuk agama Islam di Abdya.

Dari tujuh putri yang sudah memeluk agama Islam itu, hanya anak nomor tiga dan empat yang pernah sekolah sampai kelas II SD, kemudian putus.    

Sedangkan anak keenam, tujuh, delapan, sembilan dan sepuluh,  tak pernah sekolah sama sekali. “Anak-anak tak bersekolah karena tempat tinggal di sana tak ada bangunan sekolah,” kata Fatimah. 

Fatimah Telaum Banua (39) bersama tujuh orang putrinya, mengucapkan kalimat syahadat di Masjid At-Taqwa Manggeng, Kecamatan Manggeng, Kabupaten Aceh Barat  Daya (Abdya), Sabtu (12/9/2020) lalu.

Ikrar syahadat dipandu Drs Said Firdaus, Imam Masjid At-Taqwa setempat. Tujuh anbak perempuan dariu Fatimah yang mengucapkan syahadat masing-masing, Nidar Ratna Ayu Gea (18 tahun), Iren Cantika Gea (17), Muliani Gea (13), Melia Gea (11), Amila Gea (9), Mariani Gea (4), Imel Gea (3 tahun). 

Dari tujuh putri yang sudah memeluk agama Islam itu, hanya anak nomor tiga dan empat yang pernah sekolah sampai kelas II SD, kemudian putus.    

Sedangkan anak keenam, tujuh, delapan, sembilan dan sepuluh,  tak pernah sekolah sama sekali. “Anak-anak tak bersekolah karena tempat tinggal di sana tak ada bangunan sekolah,” kata Fatimah. 

Fatimah Telaum Banua (39) bersama tujuh orang putrinya, mengucapkan kalimat syahadat di Masjid At-Taqwa Manggeng, Kecamatan Manggeng, Kabupaten Aceh Barat  Daya (Abdya), Sabtu (12/9/2020) lalu.

Ikrar syahadat dipandu Drs Said Firdaus, Imam Masjid At-Taqwa setempat. Tujuh anbak perempuan dariu Fatimah yang mengucapkan syahadat masing-masing, Nidar Ratna Ayu Gea (18 tahun), Iren Cantika Gea (17), Muliani Gea (13), Melia Gea (11), Amila Gea (9), Mariani Gea (4), Imel Gea (3 tahun).

IRT kelahiran Gunung Sitoli pada 28 Februari 1981 ini (seperti data KTP), sebelumnya menetap dan membuka kebun selama puluhan tahun di hutan Morsa kawasan Desa Gunung Baringin, Kecamatan Angkola Selatan,  Padang Sidempuan, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumut.

Hutan Morsa merupakan lokasi sangat terpencil di Kecamatan Angkola Selatan, Tapanuli Selatan.

“Jaraknya satu hari naik mobil dari Padang Sidempuan, dan setelah tiba di penghabisan ujung jalan mobil Desa Gunung Beringin, harus jalan kaki selama 4 jam baru mencapai hutan Morsa tempat tinggal Fatimah,” kata  Arbulan Telaum Banua, abang kandung Fatimah.

Wanita 10 orang anak ini nekat meninggalkan hutan Mursa yang terpencil itu dengan memboyong tujuh putrinya untuk pindah keyakinan, memeluk agama Islam.

Sementara sang suami, Eti Sama Gea (44) dan tiga anaknya, saat ini masih tinggal di kawasan Desa Gunung Baringin, Kecamatan Angkola Selatan, Padang Sidempuan.

Tiga anak yang belum menyertainya, dua diantaranya sudah berkeluarga, yakni yang perempuan bernama Iman Suriani Gea (23), dan yang laki-laki bernama Yaswan Gea (20), serta satu anak laki-laki yang masih bersekolah SMP, bernama Yusafat Gea.

Suami, Anak, Menantu dan Cucu akan Menyusul

Masih menurut Arbulan, suami Fatimah bersama satu orang anak perempuan yang kedua dan suaminya serta seorang anak bayi bersama anak kelima yang sekarang masih di Padang Sidempuan, juga segera menyusul Fatimah ke Aceh.

“Mereka juga ingin memeluk agama Islam di Aceh. Jadi masih ada gelombang kedua sejumlah 5 orang lagi,” ungkap Arbulan.(*)

SERAMBINEWS, BLANGPIDIE – Keluarga mualaf asal Tapanuli Selatan, Sumatera Utara (Sumut) menangis haru setelah mengucapkan kalimat syahadat di Masjid Baitul Fallah Dusun Ujong Blang, Gampong Kuta Trieng, Kecamatan Labuhan Haji Barat, Kabupaten Aceh Selatan, Jumat (2/10/2020).

Saudara baru umat muslimi ini terdiri atas seorang laki-laki bersama dua anak, satu menantu dan satu cucu, dengan kesadaran sendiri masuk Agama Islam.

Mereka berasal dari Desa Gunung Baringin, Kecamatan Angkola Selatan, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumut.

Mereka adalah, Eti Sama Gea (45), bersama dua anak laki-laki, Yaswan Gea (20) dan Yosafat Gea (14), menantu perempuan, Agusniat Gea (20) dan satu cucu, Elsan (1 tahun).

Mualaf ini merupakan suami, anak, menantu dan cucu dari Fatimah Telaum Banua (39) yang sudah duluan masuk Islam.

Fatimah bersama tujuh putrinya telah mengucapkan kalimat syahadat di Masjid At-Taqwa Manggeng, Kecamatan Manggeng, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), Sabtu (12/9/2020) lalu.

Fatimah, ibu 11 anak, satu di antaranya meninggal dunia memang sejak lahir beragama Islam, kemudian pindah agama saat menikah dengan Eti Sama Gea yang non-muslim.

Tujuh putri dari pasangan Fatimah Telaum Banua dan Eti Sama Gea yang sudah duluan mengucapkan kalimat syahadat masing-masing, Nidar Ratna Ayu Gea (18 tahun), Iren Cantika Gea (17), Muliani Gea (13), Melia Gea (11), Amila Gea (9), Mariani Gea (4) dan Imel Gea (3 tahun).

Setelah menjadi muslimah, Fatimah bersama tujuh putrinya menempati rumah penampungan sementara di Dusun Ujong Blang, Desa Kuta Trieng, Labuhan Haji Barat, Aceh Selatan.

Rumah penampungan itu tersedia merupakan upaya dari Camat Labuhan Haji Barat, H Said Suhardi bersama Anggota Muspika setempat.

Rumah tua yang dijadikan penampungan sementara mualaf itu adalah milik warga Labuhan Haji Barat yang sekarang ini bekerja di Malaysia.

Rumah yang sebelumnya dalam kondisi kosong tersebut berlokasi sekitar 100 meter dari gubuk kecil ukuran 2,5 x 6 mater yang ditempati abang kandung Fatimah, Arbulan Telaum Banua (45).

Gubuk kecil yang tidak layak huni ini berlokasi di pinggir Jalan Nasional Blangpidie-Tapaktuan, sudah ditempati Arbulan bersama istri dan tiga anaknya sekitar 6 tahun terakhir.

Satu keluarga beranggotakan lima orang terdiri suami, dua anak, satu menantu dan satu cucu masuk Agama Islam di Masjid Baitul Fallah Dusun Ujong Blang, Gampong Kuta Trieng, Kecamatan Labuhan Haji Barat, Kabupaten Aceh Selatan, Jumat (2/10/2020). Prosesi pensyahadatan satu keluarga dari Tapanuli Selatan, Sumut dipimpin Abu Madinah, Pimpinan Dayah Babun Najah Banda Aceh. 

Rumah penampungan itu tersedia merupakan upaya dari Camat Labuhan Haji Barat, H Said Suhardi bersama Anggota Muspika setempat.

Rumah tua yang dijadikan penampungan sementara mualaf itu adalah milik warga Labuhan Haji Barat yang sekarang ini bekerja di Malaysia.

Rumah yang sebelumnya dalam kondisi kosong tersebut berlokasi sekitar 100 meter dari gubuk kecil ukuran 2,5 x 6 mater yang ditempati abang kandung Fatimah, Arbulan Telaum Banua (45).

Gubuk kecil yang tidak layak huni ini berlokasi di pinggir Jalan Nasional Blangpidie-Tapaktuan, sudah ditempati Arbulan bersama istri dan tiga anaknya sekitar 6 tahun terakhir.

Gubuk ini sempat digunakan menampung adiknya Fatimah bersama tujuh putrinya.

Dengan demikian satu keluarga beranggotakan 13 orang, terdiri dari suami, istri, sembilan anak, satu menantu dan satu cucu, resmi pindah keyakinan menjadi penganut Agama Islam.

“Masih ada satu orang lagi anak kami yang tertua (sulung) laki-laki dan sudah berkeluarga masih tinggal di Tapanuli Selatan. Juga ada rencana menyusul kami ke Aceh,” kata Eti Sama Gea kepada Serambinewscom usai acara pensyahadatan, Jumat (2/10/2020).

Prosesi pensyahadatan dipimpin Tgk H Ahmad Ismi Lc MA, atau yang lebih dikenal Abu Madinah, Pimpinan Dayah Babun Najah Banda Aceh.

“Abu Madinah secara kebetulan ada jadwal mengajar setiap Jumat di Dayah Darussalam, kemudian diutus pihak Dayah untuk membimbing kalimat syahadat terhadap satu keluarga yang masuk Islam,” kata Camat Labuhan Haji Barat, H Said Suhardi.

Sementara Eti Sama Gea (45) sebagai kepala keluarga setelah mengucapkan kalimat syahadat mengaku sangat bahagia dan terharu atas perhatian sangat besar dari warga muslim setempat.

Ayah 10 putra-putri dari perkawinannya dengan Fatimah mengatakan keputusan pindah keyakinan murni keinginan bersama istri dan anak, dan sama sekali tidak ada paksaan dari pihak manapun.

Karena tertarik menjadi penganut Islam, Eti Sama Gela, rela meninggalkan tempat tinggal yang sudah dihuni puluhan tahun di lokasi hutan Morsa, kawasan sangat terpencil Desa Gunung Baringin, Tapanuli Selatan, kemudian datang ke Aceh.

Ia bersama seluruh keluarga menetap dan berbaur bersama masyarakat di Labuhan Haji Barat.

-Ttd
DPD BMU Aceh Selatan 
Mengetahui;
DPP BMU
Persetujuan;
Imam Besar Barisan Muda Ummat (BMU)
Tgk. H. Muhammad Yusuf H Abdul Wahab (  Tu Sop Jeunieb ).


BMU Buka Donasi Beli Tanah dan Bangun 2 Unit Rumah Muallaf di Aceh Selatan Reviewed by barisan muda ummat on October 15, 2020 Rating: 5

No comments:

All Rights Reserved by Barisan Muda Ummat © 2018
Powered By Blogger, Touch by Nasrullah

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.